Rabu, 25 April 2012

Jenis Frame Sepeda


Tulisan ini dihadirkan agar pada saat membeli sepeda pertama kali bisa memperhatikan kualitas dari frame itu sendiri agar tidak terjadi kesalahan fungsi dalam penggunaannya selain itu diharapkan ketika mengetahui dari jenis bahan apa frame sepeda yang kita gunakan diharapkan perawatan yang dilakukan sudah sesuai dengan kondisi frame itu sendiri.


Adapun bahan untuk frame sepeda itu diantaranya :


Hi-ten steel
Harganya paling murah, biasanya banyak digunakan untuk sepeda umum dan sport amatir. Gampang di dapat, tapi bisa berkarat dan sambungan lasnya kecil kecil.


Aluminium
Harga bahan ini terbilang agak murah dan sangat umum digunakan pada sepeda sport biasa dan profesional. Ringan dan anti karat tapi sambungannya cukup besar ini dikarenakan ketebalannya alumunium 1/3 dari hi ten steel dan 1/3 lebih ringan serta umumnya tubing framenya selalu dibuat besar besar. Warna dasarnya silver abu abu.


Scandium
Harganya tergolong lumayan. bobotnya hampir sama dengan aluminium warna aslinya adalah silver abu abu. ringan dan lebih kuat dibanding carbon.Tidak berkarat.


Carbon
Harga termasuk mahal karena proses pembuatannya cukup rumit, terbuat dari serat karbon yang dipadatkan dan dibentuk. warnanya hitam abu abu serta nampak serat karbonnya seperti anyaman. sambungannya tidak ada kerena di cetak. Sangat ringan dan lentur sehingga tidak menghambat genjotan berat dan cepat. Kekurangan dari bahan ini adalah gampang retak dan pecah jika kena benturan keras serta ada jangka waktunya.


Titanium
Harganya termasuk yang paling mahal karena bahannya cukup langka, ringan dan sangat kuat, warna abu-abu, tidak berkarat dan sambungan lasnya halus. Kekuatannya sama dengan hi ten steel tetapi bobotnya 1/2 kali lebih ringan begitu juga dengan ketebalannya hanya 1/2 dari besi. 

Tips membeli sepeda


Jangan anggap enteng masalah ini. Memilih sepeda, khususnya sepeda gunung/MTB bukan hal sepele. Begitu memasuki toko sepeda ada beragam pilihan yang membingungkan. Tanpa pengetahuan memadai tentang sepeda bisa-bisa kita membeli sepeda yang tidak sesuai dengan fungsinya. Bagi yang berkantong tebal, salah membeli sepeda tentu bukan problem serius. Tapi bagi mereka yang harus menabung sedikit demi sedikit untuk membeli sepeda, salah memilih adalah perkara besar.


Jangan sekali-kali membeli sepeda hanya karena senang pada bentuknya, tapi prioritaskan pada fungsi sepeda dan kebutuhan kita. Tentukan dulu penggunaannya untuk apa. Jangan sampai salah setting. Misalnya, ingin bike to work dengan jarak rumah ke kantor 40 km tapi yang dibeli sepeda BMX, atau mau ke gunung tapi yang dibeli city bike. Lebih sempit lagi, dalam dunia MTB misalnya, sepeda cross country dipakai untuk downhill, atau sepeda downhill dipakai dirtjump. Ada kasus frame cross country patah karena dipaksa bermain downhill.


BELI JADI ATAU MERAKIT?


Sepeda gunung bisa dibeli dalam bentuk sepeda jadi (full-bike) maupun rakitan yang komponennya kita tentukan sendiri. Sebagai pemula mana yang harus dipilih?
Pilihan pertama, membeli full-bike, berarti tinggal datang ke toko, pilih, bayar dan langsung pakai. Mudah sekali. Jika Anda tak mau repot, atau bersepeda bagi anda sekadar untuk berolah-raga dan sarana transportasi alternatif, maka membeli sepeda full-bike sangat cocok. Namun membeli full-bike juga membuat sepeda kita kurang memiliki nilai personal, karena pasti tidak sedikit orang lain yang memiliki sepeda sama dengan kita.


Pilihan kedua, sepeda rakitan. Ada yang betul-betul merakit sendiri dari A - Z, tapi ada pula yang dirakitkan oleh toko namun komponennya pilihan sendiri. Persis seperti membeli komputer rakitan. Membangun sepeda sendiri jelas lebih merepotkan. Tapi kelebihannya, sepeda rakitan memiliki nilai kepuasan tersendiri bagi pemiliknya karena speknya sesuai dengan keinginan dan pas dengan gaya pribadi. Faktor yang harus diperhatikan dalam merakit adalah kita harus faham kecocokan dari masing-masing komponen. Membeli sepeda secara rakitan karenanya kurang disarankan bagi pemula. Para pemula yang ingin merakit sepeda sendiri sangat disarankan mengajak pesepeda yang lebih senior agar tidak salah memilih komponen.


Untuk masalah kualitas, sebetulnya sama saja antara beli jadi dengan rakitan. Tetapi untuk masalah harga, dengan tingkat komponen setara, biasanya sepeda full-bike lebih murah. Kenapa? Karena sepeda full-bike diproduksi secara masal, sehingga bisa menekan biaya produksi. Kecuali bila kita merakit sepeda dengan memakai frame bajakan (generik), maka harga sepeda rakitan menjadi lebih murah. Yang dimaksud frame bajakan adalah frame sepeda gunung dengan merk terkenal (misalnya Specialized, Schwinn, Kona, dll.) tapi sebenarnya bukan buatan pabrik tersebut. Frame bajakan atau populer dengan istilah generik ini datang dari Taiwan, negeri produsen sepeda terbesar di dunia. Harga frame bajakan bisa 1/5 frame aslinya.


HARDTAIL ATAU FULL-SUSPENSION?


Sepeda gunung ada yang dilengkapi suspensi depan saja (hardtail), ada juga yang sekaligus memiliki suspensi depan dan belakang (dual supension/full suspension) atau populer dengan istilah fulsus. Jika kita baru memulai hobi ini, mana yang harus dipilih?
Ketika menanyakan hal ini biasanya para pemula akan disarankan memulai dengan hardtail. Alasannya antara lain agar para pemula terlebih dulu membiasakan diri dengan sepeda yang lebih ringan, efisien dalam mengayuh, mudah dalam pengendalian dan sederhana dalam perawatan. Setelah jam terbang dengan hardtail cukup banyak, barulah dapat beralih ke fulsus.


Saran ini sekarang mungkin sudah kurang relevan lagi, meskipun juga tidak salah. Mengapa? Karena, saat ini telah banyak sepeda fulsus yang memiliki performa dan efisiensi mendekati hardtail. Terutama pada sepeda 'kelas atas'. Jadi, bila bujetnya memang sudah tersedia, tidak ada salahnya langsung mencoba fulsus. Begitu pula bagi orang-orang yang baru memulai bersepeda di usia 30-an ke atas, memilih fulsus akan membuat bersepeda menjadi lebih nyaman.


Tentunya, yang dipilih bukan fulsus 'asal jadi' dengan efek bobbing besar (biasanya produk Cina atau produk lokal dengan harga di bawah 2 juta), karena justru akan menyengsarakan dan jangan-jangan malah akan membuat kapok bersepeda. Efek bobbing adalah rantai mengendor dan mengencang akibat gerakan suspensi belakang, membuat kayuhan menjadi berat dan energi kita terbuang percuma. Ciri khas fulsus seperti ini adalah framenya terbuat dari besi, sistem suspensi belakangnya single pivot, dan drivetrainnya 18 speed.


Tetapi satu hal yang pasti, untuk pemula yang baru pertama kali membeli MTB, belilah sepeda cross country terlebih dahulu. Baik hardtail maupun fulsus. Jangan membeli sepeda freeride, apalagi downhill.


TENTUKAN DULU ANGGARAN BELANJA SEPEDA ANDA


Agar tidak salah dalam menentukan pilihan, sebaiknya tentukan dulu berapa bujet belanja sepeda anda, baru kemudian cari sepeda yang sesuai dengan anggaran kita itu. Jika bujetnya cuma 800 ribu rupiah, carilah sepeda seharga itu. Jangan mudah tergiur dan kebablasan membeli sepeda di atas bujet yang disiapkan. Yang di rumah bisa mencak-mencak karena jatah bulanan berkurang.
Namun, jika Anda sudah membulatkan niat untuk menerjuni hobi ini, sebaiknya jangan membeli sepeda yang harganya di bawah 1,5 jt. Ketika Anda sudah mulai mengenal dunia sepeda, biasanya muncul keinginan untuk upgrade, meningkatkan spek sepeda. Jika harga sepeda yang dibeli pertama kali di bawah 1,5 juta rupiah, akan sulit untuk mengupgradenya. Karena biasanya framenya masih terbuat dari besi dengan gir 18 atau 21 speed. Jika sulit diupgrade, tentu saja pilihannya adalah membeli baru. Itu berarti budget yang makin membengkak.


Memang, semakin mahal harga sebuah sepeda semakin baik pula kualitasnya. Pepatah 'harga tidak akan menipu' dan 'ada harga ada rupa' berlaku dalam membeli sepeda. Namun memiliki sepeda murah tidak berarti pemiliknya hina, memiliki sepeda mahal juga tidak menandakan pemiliknya mulia. Ini hanya masalah seberapa tebal kantong anda.


Sama seperti membeli handphone. Bagi yang gajinya 1,5 juta perbulan, handphone seharga 350 ribu sudah mencukupi. Tapi bagi yang penghasilannya 10 juta sebulan tentunya tidak. Membeli sepeda bisa juga dianalogikan dengan membeli mobil. Mobil mulai dari harga belasan juta hingga miliaran rupiah tersedia. Sepeda pun, dari yang berharga 500 ribuan hingga puluhan juta rupiah ada.


Daripada mempersoalkan gengsi, lebih penting bagi anda yang kurang beruntung secara finansial untuk membuktikan bahwa meski dengan sepeda murah tapi anda lebih jago di tanjakan, lebih piawai di medan offroad, dan lebih kuat endurance-nya. Sambil, tentu saja, sisihkan sebagian penghasilan anda agar ke depannya dapat mengupgrade sepeda anda atau membeli sepeda yang lebih sesuai dengan keinginan.


BAGAIMANA HARGANYA?


Sepeda gunung bisa dibeli mulai dari harga satu jutaan hingga puluhan juta rupiah. Kualitas bahan, fitur dan desainnya lah yang membedakan. Sepeda gunung seharga 1 jutaan framenya masih terbuat dari besi dan hanya memiliki variasi gir 18 atau 21 speed, sedangkan yang puluhan juta berbahan serat karbon, bahan yang sama dengan pesawat terbang dan sudah 27 speed. Bagi kebanyakan orang, frame berbahan aluminium sudah mencukupi.
Sekadar saran, seperti sudah ditulis di atas, jika bujet Anda mencukupi, jangan membeli sepeda gunung dengan harga di bawah 2 juta rupiah. Untuk pemula yang sekadar ingin bicycling for fun, sepeda seharga 2 - 3 juta rupiah dengan frame aluminium dan drivetrain 24 speed sudah sangat mencukupi. Jika Anda tertarik bersepeda di jalur offroad pegunungan, lebih bijak kalau Anda menyiapkan budget minimal 5 juta rupiah. Bukan untuk gengsi, tapi demi kenyamanan dan keselamatan saat kita berada di alam terbuka. Harga tersebut adalah untuk meningkatkan drivetrain menjadi 27 speed, yang berfungsi agar kayuhan menjadi lebih efisien. Namun, bagi yang sudah kecanduan berat sepeda, sepeda seharga 10 juta rupiah pun masih dirasa kurang.


Berhati-hatilah terhadap virus upgrade, karena tiap pehobi sepeda pasti mengalami hal ini. Kendalikan hawa nafsu upgrade sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, jangan terlalu memaksakan diri karena gengsi memakai sepeda entry level. Jangan sampai kita hanya fokus pada aktivitas mempercantik fisik sepeda (fashion bike) tapi melupakan aktivitas bersepedanya sendiri. Meskipun secara ekonomi kita mampu, buat apa membeli sepeda belasan juta rupiah jika hanya dipakai keliling monas di hari Minggu. Bagi seorang muslim, ini bisa menjadi jalan untuk bermujahadah mengendalikan hawa nafsu upgrade. 


KLASIFIKASI SEPEDA GUNUNG BERDASARKAN FUNGSI
Sebelum membeli sepeda, kita harus tahu pembagian sepeda gunung berdasarkan fungsinya. Setidaknya ada 5 jenis sepeda gunung jika dikelompokkan berdasar fungsinya, yaitu:


a. Cross country (XC)
Dirancang untuk lintas alam ringan hingga sedang. Didesain agar efisien dan optimal pada saat mengayuh dan menanjak di jalan aspal hingga jalan tanah pedesaan. Sangat disarankan bagi pemula yang ingin memulai bermain MTB.


b. All mountain (AM)
Dirancang untuk lintas alam berat seperti naik turun bukit, masuk hutan, melintasi medan berbatu, dan menjelajah medan offroad jarak jauh. Keunggulan all mountain ada pada ketahanan dan kenyamanannya untuk dikendarai. Namun kurang efisien dipakai pada medan tanjakan yang panjang dan curam. Hampir semua sepeda AM bertipe full-suspension.


c. Freeride (FR)
Dirancang untuk mampu bertahan menghadapi drop off (lompatan) tinggi dan kondisi ekstrim sejenisnya. Bodinya kuat namun tidak secepat dan selincah all mountain karena bobotnya yang lebih berat. Kurang cocok untuk dipakai jarak jauh dan sangat tidak cocok untuk tanjakan.


d. Downhill (DH)
Dirancang agar dapat melaju cepat, aman dan nyaman dalam menuruni bukit dan gunung. Mampu menikung dengan stabil pada kecepatan tinggi dan selalu dilengkapi suspensi belakang untuk meredam benturan yang sering terjadi. Sepeda DH tidak mengutamakan kenyaman mengayuh karena hanya dipakai untuk turun gunung. Sepeda downhill juga lebih mengacu pada lomba, sehingga yang menjadi titik tekan dalam perancangannya adalah bagaimana agar kuat namun dapat melaju dengan cepat. Untuk menuju ke lokasi, para downhiller tidak mengayuh sepeda mereka namun diangkut dengan mobil. Tidak efisien dipergunakan di dalam kota maupun di jalur cross country.


e. Dirtjump (DJ)
Nama lainnya adalah trial atau urban MTB. Sepeda jenis ini awalnya didesain untuk anak muda perkotaan yang menggunakan sepeda gunung selain sebagai alat transportasi, ngebut di jalanan kota, juga digunakan untuk melakukan atraksi lompatan tinggi dan ekstrim. Fungsinya mirip BMX namun dengan bentuk yang diperbesar.

Jenis Ban Sepeda


Ini ban untuk sepeda gunung/mountain bike. Perhatikan tonjolan-tonjokan di jalurnya. Ini memberikan traction yang baik saat bersepeda off-road, karena bisa mencengkram dengan baik di tanah, pasir, batu-batu dan medan lain yang tidak biasa.
Ban sepeda gunung ini tidak dipompa dengan tekanan yang sama seperti ban road bike. Ban ini agak rendah sedikit tekanannya sehingga bisa mencengkram lebih baik dan lebih enak dikendarai









Ban ini untuk perkotaan/commuter riding. Dirancang untuk memberikan daya tahan yang lama. Karena itu diberikan lapisan kevlar untuk menahan benda-benda tajam yang menyebabkan ban kempis.
Perhatikan bahwa ban jenis ini mempunyai tapak yang lebih dari sepeda balap sehingga membuat traksi yang lebih baik dan mencengkram bahkan pada permukaan beraspal yang basah.
Ban ini juga mempunyai sisi ban yang refleksif untuk menambah visual antar sesama biker.





Ban Sepeda Balap /racing bike atau biasa disebut road bike. Ban jenis ini didesain untuk dipakai di jalan beraspal dan kecepatan tinggi, dan bentuk ban adalah salah satu tujuannya untuk meminimalisir gesekan, ban ini halus tanpa tapak/kembangan. Juga diberi tekanan udara sangat tinggi, sering di ukuran 110-120 psi. Ini membuatnya berputar lebih efisien.
Karena pengendara sepeda balap ingin sepedanya seringan mungkin, maka ban ini kebanyakan lebih tipis dari yang lainnya.







Ban untuk touring jarak jauh. Mirip seperti ban untuk sehari hari, ban untuk touring didesain dengan daya tahan yang tinggi untuk pemakaian waktu lama dan menghindari ban kempis. Ban jenis ini juga cocok untuk beban yang berat di perjalanan jauh tapi tetap menawarkan bersepeda yang nyaman.






Selasa, 24 April 2012

Serba Serbi Crank Sepeda


Memilih panjang crank yang tepat untuk panjang kaki


Crank sepeda umumnya memiliki panjang 165mm. Tetapi beberapa orang tidak cocok dengan panjang crank standar. Khususnya mereka dengan tinggi badan diatas rata rata dengan kaki lebih panjang. Beberapa penguna sepeda mungkin merasa crank mereka terlalu pendek. Atau anda tertarik membeli crank sepeda dari teman. Coba perhatikan berapa ukuran crank tersebut, karena ukuran crank berbeda beda.


Umumnya Crank sepeda yang dijual mengikuti ukuran sepeda. Misalnya ukuran sepeda S mengunakan panjang crank 165mm, ukuran M mengunakan crank 170mm atau ukuran frame sepeda L akan dipasangkan crank 175mm. Pabrikan sepeda langsung memasangkan ukuran crank tertentu dan mencocokan dengan ukuran frame sepeda.
Masalah akan terjadi ketika anda mencari crank second, melihat harga murah dan asal membeli. Atau asal membeli crank di toko sepeda, dan tidak mengerti berapa ukuran crank yang anda butuhkan. Asal ada stok main jual saja, asal lihat harga murah langsun beli, atau sedang ada discount lalu anda lupa memperhatikan ukuran crank. Bisa saja crank yang anda beli terlalu besar atau terlalu kecil.


Ada cara menghitung panjang crank sesuai tinggi badan atau panjang kaki seperti informasi dibawah ini.
Mengapa panjang crank harus menyesuaikan panjang kaki. Mereka yang memiliki tinggi badan diatas rata rata, memerlukan ruang lebih besar ketika memutar pedal. Demikian juga sebaliknya, mereka yang memiliki kaki lebih pendek membutuhkan ukuran crank lebih kecil. Posisi kaki akan lebih terangkat atau posisi lutut akan naik lebih tinggi dibanding orang yang lebih pendek bila memakai ukuran crank pendek. Demikian juga untuk mereka dengan panjang kaki lebih pendek, mengunakan crank salah ukuran, akan mendorong lutut terangkat lebih tinggi.
Efeknya seperti dibawah ini
Putaran tuas akan terasa cepat selesai, dan posisi lutut terlalu naik untuk mereka yang memiliki kaki panjang dengan crank pendek

Klik utk Perbesar Gambar


Merasa aneh ketika mengayuh pedal, karena lingkaran putaran pedal tidak sesuai.
Merasa kurang nyaman, karena crank terlalu besar. Sulit memposisikan kaki dengan posisi duduk dari seatpost.

Serba serbi Disc Brake Sepeda



Disc brake ada 2 macem, mekanik dan hidrolik. Untuk saat ini, range harga brake mekanik 800 rb ke bawah, sedangkan hidrolik 800 rb ke atas. Mekanik sistem pengeremannya menggunakan tarikan kabel, sedangkan hidrolik menggunakan oli khusus, seperti disc brake motor.


Masing-masing ada kelebihan dan kekurangannya. Hidrolik lebih responsif, tuas rem dipencet pakai satu jari aja sudah berhenti. Mekanik butuh setidaknya dua jari buat mencet, inipun brake mekanik yang bagus. Kalau yang abal-abal bisa butuh 3-4 jari biar berhenti. 


Jadi kelebihan hidrolik akan sangat terasa pada saat offroad, khususnya di turunan. Konsentrasi kita cukup difokuskan pada handling, karena untuk braking cukup dipercayakan pada satu jari, tidak perlu banyak energi. Kalau pakai mekanik, fokus pada handling terpecah, karena tenaga jari tangan kita juga direpotkan oleh aktivitas ngerem.


Hidrolik juga settingnya bisa menyesuaikan sendiri kalau padnya berkurang/menipis. Sedangkan mekanik, kalau pad berkurang harus disetting manual biar tuas rem nggak terlalu dalam.


Tapi hidrolik lebih repot kalau ada masalah, misalnya oli bocor atau ada angin palsu. Beberapa kali lihat temen batal maen offroad gara-gara rem hidroliknya bermasalah. Sedangkan mekanik, kalau bermasalah biasanya lebih gampang diatasi.
================================================================

Bukan hanya sepeda, tapi semua jenis kendaraan yang pake rem hidrolik (mobil n motor), pasti rawan masuk angin kalo proses pengisian atau penggantian minyaknya ga sempurna.
Bisa jadi karena terjadi kebocoran di seal jadinya ada udara yg masuk dari situ.


Tipe minyak yg digunakan pada rem hidro sepeda selama yg saya tau ada 2.
Yaitu mineral oil (digunakan di produk shimano, magura dan ada 1 merk lagi saya lupa)
Dan satu lagi pake minyak DOT,sama kayak yg digunakan di mobil atau motor (digunakan di produk hayes,avid,hope,dll).
Ingat, kedua jenis minyak tersebut tidak bisa saling ditukar pemakaiannya kalo ga mau terjadi kegagalan fungsi rem.


Mineral oil titik didihnya lebih rendah daripada minyak dot, makanya kenapa shimano banyak pake resin pad agar gesekan panas tidak langsung tersalur ke dalam minyak (walaupun ada jg beberapa type shimano yg pake metal pad), tapi enaknya mineral oil tidak keras terhadap seal dan tidak mudah menguap, jd kalo sepeda dalam keadaan ga kepake lama, lebih aman..selain itu produk shimano lebih soft ngeremnya


Nah kalo minyak dot, titik didihnya lebih tinggi. Makanya produk yg pake minyak dot biasanya pake metal pad. Tapi kelemahannya minyak dot ini uapnya aga keras ke seal,berasa kalo sepedanya jarang dipake,tapi kalo sering dipake ya ga masalah.
Coba deh perhatikan showroom sepeda yang majang sepeda2 stok lamanya, biasanya di sekitar lever sedikit luntur cat levernya.


=======================================================

Review:
Karena banyak yg ingin ada yg me-review soal Mechanical Disc Brake merk BENGAL ini, maka saya dengan keterbatasan pengetahuan tentang sepeda (maklum newbie ) memberanikan diri untuk memberikan sekilas review'nya.
Setelah pemakaian selama 2 minggu, terasa beda dengan mechanic brake yg saya pakai sebelumnya dengan nilai harga yang setara (Tektro IO), bahkan feel'nya lebih mendekati Hayes MX1, pas dikombinasikan dengan rotor hayes 7" v-cut buat front brake yg saya punya, rasanya maknyosss tenan untuk ukuran Mechanical Disc Brake (jangan dibandingin dengan yg Hydro Disc Brake yach... ), rotor bawaannya yg 6" juga berfungsi maksimal untuk rear brake.


Harga: 5/5
Nah ini dia yg jadi pemikiran pertama, dengan bentuk rotor yg keren banget (mirip banget dgn ASHIMA rotor... ) and harga yg murmer (setara Tektro IO Mechanical Disc Brake), hasil yg diharapkan melebihi jumlah uang yg dikeluarkan, sangat value for money'lah...   


Penampilan: 5/5
Penampilan TOP banget, apalagi dengan rotor yg mirip dengan Rotor ASHIMA (bergelombang), caliper'nya juga simple dan ada 2 pilihan warna (silver & black glossy), style muantap...  


Performa: 4/5
Performa memuaskan, serasa memakai Mechanical Disc Brake setara Hayes MX1, pengereman cukup responsif, apalagi jika dikombinasikan dengan rotor 7" dan cable brake berkualitas (cable brake XTR = +/-50rb sepasang), wuah maknyosss banget...   


Kualitas: 5/5
Kualitas sangat Ok baik dari fungsi dan style'nya jika dibandingkan dengan harga yg murmer (jgn dibandingkan dgn yg mahal yach ).
Sudah coba dipakai 1 bulan (lumayan Ok, reduse di performa karena pas dipakai agak kasar dgn speed tinggi, kurang halus pengeremannya... ), namun dengan ketersediaan brake pad yg juga kompatible dgn brake pad Hayes, maka perasaan jadi tenang, nggak takut kalo pad habis susah nyarinya...   


Kesimpulan:
Highly recommended buat temen'2 goweser yg pengen upgrade ke Mechanical Disc Brake dgn harga yg murmer kualitas mantap, cuma kalo buat yg extreem ya nggak lah... 

Senin, 23 April 2012


beberapa tips dalam merawat tunggangan kita :

  1. Jangan mencuci sepeda dengan air bertekanan tinggi. Sebenernya nggapapa sih untuk beberapa bagian, tapi hindari BB dan Hubs, juga kabel rem dan shifter yang ‘telanjang’.hindari BB dan Hubs, juga kabel rem dan shifter yang ‘telanjang’.
  2. Jangan melumasi menggunakan WD-40 atau sejenis penetran lainnya. Kenapa? Karena penetran tersebut  meluruhkan dan mengencerkan gemuk/grease di sepeda, walhasil benda2 bergerak tersebut bisa aus karena greasenya hilang, disarankan utk komponen rantai menggunakan teflon spray klik ini 
  3. sebelum gowes cek rem dan drivetrain anda. Rem wajib bekerja dgn baik, rantai pedal gear RD FD harus bekerja dgn baik juga kalo ngga nanti nyusah2in aja di jalan.
  4. lumasi secara berkala kabel2 rem dan shifter serta rantai. Rantai yang kering selain berisik, juga bisa mengikis gear.
  5. Periksa tekanan ban. Nah ini sering dilupakan, di tiap2 ban luar biasanya ada keterangan mengenai tekanan minimum dan maksimum. Tekanan terlalu rendah membuat berat digowes dan ban cenderung lebih mudah kempes tertusuk benda ataupun kempes karena ban dalem terlipat.
  6. Periksa kelurusan rim/velg. Rim/velg yang peyang sehingga goyang bisa menghambat putaran roda, terutama yang tidak menggunakan discbrake karena velg/rim tadi menggerus kampas rem.
  7. Cek kekencangan baut as roda (quick release bagi yang menggunakan) . Fatal nih bila roda lepas tiba2 ketika jalan!! Coba goyang kiri-kanan roda, kencangkan bila longgar. Oiya roda oblak juga bisa akibat baut pengencang bearing (cup & cone/pelor) longgar.
  8. Cek apakah kinerja peranti pemindah gigi (shifter, RD, FD) bagus. Bahaya sih ngga, tapi kalo gigi loncat2 sangat mengganggu tuh.. setel aja, bisa dibawa ke bengkel2 terdekat atau setel sendiri juga bisa.
  9. Semua part bergerak di sepeda hampir ada masa pakainya. Jangan ragu untuk mengganti part2 tersebut bila sudah aus atau rusak. Safety first yaa…
  10. Atur jarak main rem. Terlalu ‘dalam’ bisa2 ngga ngerem kalo ada motor motong jalan, terlalu ‘dangkal’ kampas rem riskan bergesek dengan velg atau rotor (discbrake) dan mudah ngunci bila panic braking. Kalo tuas rem anda memiliki fitur ‘reach adjuster’, atur tuas rem tersebut berada pada buku jari kedua jari pengereman anda. Hal ini mengoptimalkan kekuatan jari ketika mengerem.
  11. Karet handle grip sepeda wajib mencengkeram stang anda dengan kuat, jangan sampai ketika gowes karet grip tersebut mudah lepas. Kalo lagi ngerem mendadak karetnya copot bisa2 bibir dower tuh nyium aspal..
  12. Posisikan barang bawaan anda (ransel, tas, kresek, dll) dengan baik sehingga ngga mengganggu gerakan tubuh saat menggowes, kalo bisa letakkan di sepeda dan bukan di tubuh. Hal ini sangat berpengaruh terhadap reaksi pesepeda menghadapi medan. Selain juga bikin pegel kalo bawa barang di badan..
  13. Atur posisi tinggi sadel dan tinggi handle post (bagi seli) di posisi yang ‘benar’ bukan di posisi yang ‘nyaman’. Lagi2 ini berpengaruh terhadap reaksi pesepeda.
  14. Gunakan pakaian yang nyaman ketika bersepeda. Jangan pake scarf atau syal panjang, takutnya nyangkut di jari2 bisa gawat tuh.. Kalau menggunakan celana panjang, pakailah ‘pants clip’ agar celana ngga nyangkut dan kotor kena gigi depan/chainring.
  15. Rawatlah sambungan rangka di seli. Bila mungkin bongkar dan berilah gemuk/grease yang baik. Ngga perlu pake grease yang tahan panas sampe sekian ratus derajat, engsel seli ngga akan sepanas itu kok walaupun dijemur matahari sekalipun. Pakai aja grease yang mengandung silikon, atau teflon, atau white lithium grease. Bila ngga mau repot bisa juga semprot menggunakan pelumas cair macam silikon spray. Sebenernya minyak singer bagus juga sih, tapi gampang item2.
  16. Hindari melumasi kabel rem dan shifter dengan oli bekas. Oli bekas mengandung banyak butiran/kotoran yang kecil yang malah bisa menghambat gesekan kabel (seret). Paling mudah murah dan bagus sebenernya gesekkan kabel2 tersebut ke lilin. Dijamin loncer deh, kabel murah+lilin ga kalah loncernya ama kabel bagus semacam XTR sekalipun.
  17. Atur ketinggian shifter dan tuas rem, sesuaikan dengan posisi duduk anda. Tuas rem yang terlalu mendongak atau merunduk memperlambat reaksi jari anda meraih tuas rem, mengurangi kekuatan jari mengerem dan juga bikin pegel pergelangan tangan.
  18. Periksa secara berkala kekencangan semua baut di sepeda, terutama seli yang sering dilipet-buka.
  19. Setelah mencuci sepeda angin-anginkan dan jemur sepedanya agar air yang tersisa mudah menguap, lakukan hal ini terutama di sepeda yang bahannya besi (kromoli, hi-ten, dll) agar menghindari karat. Oiya cek juga lubang pembuangan air yang lazimnya berada di bawah BB, jangan sampe lubang itu tersumbat kotoran.
  20. Dalam beberapa kasus, sepeda yang disimpan lama lebih cepat rusak daripada sepeda yang sering dipake. (Brom2 dipake yah om..!!)
  21. Kalo mau simpan sepeda lama, usahakan melayang. Loh, melayang gimana?? Maksudnya roda jangan kena lantai secara langsung, frame jangan kena tembok, karet2 (ban, grip) bungkus supaya ngga digigitin tikus.
  22. Usahakan agar meletakkan sepeda kita ditempat yang setiap hari kita lalui, seperti garasi mobil atau sepeda motor yang setiap hari kita pakai untuk sekolah, kuliah atau bekerja, jadi paling tidak jika kita tidak sempat untuk bersepeda kita masih bisa melihat keadaannya walau sepintas.

Semoga bermanfaat.